Senin, 21 November 2016

Aku Egois : Aku Mencintai Adiku dengan Caraku Sendiri


      Malam ini hujan turun dengan lebatnya, mengingatkanku pada perasaan yang pernah hancur karna seseorang setahun yang lalu. Waktu itu aku menunggu seseorang yang janji untuk bertemu, namun hingga 4 jam aku menunggu, dia tidak kunjung datang. Aku melihat jam tangan yang ada ditanganku sudah menunjukan pukul 11 malam. “Malam yang suram..!!” batinku. Perlahan akupun pulang dengan perasaan kecewa dan aku ingin melupakan apa yang terjadi pada saat itu. dalam perjalanan pulang, aku selalu berfikir dan berbicara sendiri. “Apakah aku ditolak? .... ataukah dia hanya main-main saja denganku?” fikiran-fikiran itulah yang ada dalam fikiranku sehingga beberapa kali aku terjatuh dalam genangan air yang mengakibatkan aku kotor. Aku tidak begitu peduli apakah aku kotor atau bagaimana, yang aku rasakan saat itu hanyalah kekecewaan dan kesedihan yang bercampur aduk dalam otakku. Setelah sampai rumah, akupun langsung berusaha tidur dan ingin melupakan semua kejadian yang terjadi pada saat itu. Air mata yang keluar dari mataku seolah-olah ingin mengeluarkan kesedihan yang ada dalam diriku, hingga akhirnyapun aku tertidur.



      Akupun mulai berfikir kalau cinta itu aneh. Cinta membuat orang meraih cita-citanya, namun cinta juga bisa membuat orang melupakan cita-citanya. Kita tidak akan tau, apakah cinta yang kita miliki sekarang dapat membuat kita meraih cita-cita? Ataukah cinta kita saat ini lah yang membuat cita-cita kita hancur. Akan tetapi yang pasti, kearah mana cinta akan mempengaruhi cita-cita kita, kitalah yang akhirnya harus mengarahkanya.

“Mas Arip...!!” terdengar suara yang yang tidak asing lagi membuyarkan lamunanku.

      Laili atau nama panjangnya Dwi Nur Laili, adik aku yang berusia 13 tahun membuyarkan lamunanku. “Kenapa Mbeng? Ngganggu aja.. ” jawabku dan langsung menoleh kearah adik aku. “Kenapa mas? Kok nangis?” jawabnya ketika melihat air mataku yang menetes dipipiku. Aku tak tau mengapa air mataku selalu menetes ketika mengingat kejadian itu, ntah karna aku sedih atau apa, yang pasti aku tidak pernah tau alasan kenapa aku selalu menangisi kejadian setahun yang lalu. “enggak kok..!! minggir sana..!! aku cuman iritasi mata.. sana ambilin obat tetes mata” jawabku berdalih. “udah jangan boong mas.. aku paham kok.. pasti karna kejadian setahun yang lalu kan?” balasnya seolah dia tau apa yang ada difikiranku. “enggak kok.. sok tau.. yaudah dah malem.. sana tidur.. besok sekolah kan?” balasku sambil memaksanya untuk tidur. “iya iya mas” jawabnya sambil berjalan dan tersenyum kemenangan. Akupun langsung pergi pergi kekamarku. Sejenak akupun berfikir dan menyadari sesuatu yang sangat penting. Tak ada gunanya aku bersedih atau memikirkan hal itu, yang terpenting saat ini adalah bagaimana masa depanku. Seperti motoku,”Pelajari masa lalu, dan Hidup untuk masa depan” Terdengar simpel, namun itulah cara hidupku saat ini. Akupun langsung tidur tanpa adanya fikiran aneh-aneh.

      Dipagi hari, aku merasakan pipiku sakit ntah karna apa, dan ketika aku terbangun, aku melihat adikkulah yang mencubit pipiku. “Belum jam 7 mbeng... nanti aja!! Aku masuk jam setengah 8 mbeng” jawabku sambil berusaha bersembunyi dibalik selimutku yang hangat. “Masmas bangun... !! dah siang mas...!! mas lupa ya?” teriaknya sambil menunjukan jam yang sudah menunjukan pukul 6 pagi. Sejenak aku berfikir kenapa adikku membangunkan aku sepagi itu, lau aku teringat janjiku buat mengantar dia kesekolahnya jam 6.15 pagi karena dia ada latihan PMR, sehingga membuatku terpaksa bangun dan menuju kegarasi untuk mengambil sepeda motor. Ketika aku sedang menyalakan sepeda motorku, adikku memberikan handukku dan menyuruhku mandi terlebih dahulu “Mamas mandi dulu aja, masak adiknya udah cantik kayak gini dibonceng sama orang yang belum mandi”. Aku tau ini akan terjadi, dia tidak akan mau aku anter ketika aku belum mandi dan dia tidak peduli apabila hal tersebut mengakibakan dia terlambat. Hal itu dia lakukan karena dia tau aku adalah tipe kakak yang akan melakukan apapun untuknya. Aku tau dia memanfaatkan sifatku tersebut, tapi mau bagaimana lagi, aku memang sangat menyayangi adikku ini. Akupun langsung mandi dengan tergesa-gesa karena mengingat aku gak mau membuat dia terlambat. Dan setelah 5 menit, aku siap untuk berangkat. Sampainya disekolah laili, tidak lupa dia mencium tanganku untuk berpamitan. Hal ini memang biasa kami lakukan meskipun banyak teman-temanya ada yang melihat sambil tersenyum. Akupun tak begitu peduli dan akhirnya berangkat kesekolah seperti biasa.

      Selesai sekolah, aku bergegas untuk menjemput laili, akan tetapi aku terkejut ketika melihat laili bersama laki-laki yang tidak kukenal sedang berbicara ditaman. Akan tetapi yang mereka lakukan tidak seperti berbincang-bincang, melainkan seperti menperdebatkan sesuatu. Aku hanya mengamati mereka karena pada dasarnya aku tidak ingin mencampuri urusan pribadi adikku kecuali kalau memang dia terlihat butuh bantuanku.

      Hati aku tercengang ketika melihat dengan jelas, laki-laki itu menampar adikku. Tanpa berfikir panjang akupun langsung lari kearah cowok tersebut dan memukulinya dengan kemarahan. aku tak tau apa yang terjadi pada diriku, tapi yang aku inginkan hanya memukuli laki-laki itu sampai hati aku merasa puas. “Mamas berhenti mas... Berhenti..!!” teriak adikku sambil menangis. Dia memegang tanganku yang akan meluncurkan pukulanku ke laki-laki tersebut dan menarikku untuk pulang kerumah. Dalam perjalanan aku tak berbicara apapun dengan adikku, tapi yang pasti, samar-samar aku mendengar suara adikku yang sedang menangis.

      Dirumah aku menyuruh adikku untuk bercerita apa yang sedang terjadi. Sambil menagis, diapun bercerita kalau yang aku pukuli tadi adalah Deny. Dia adalah teman satu sekolah adikku, sudah beberapa kali Deny memaksa adikku untuk menerima cintanya, tetapi adikku selalu menolak karena Deny adalah orang yang kasar dan suka memaksa. Dan alasan kenapa mereka berdua ada ditaman adalah karena tadi adikku diajak temannya ketaman dengan alasan pengen  bertemu dengan Dika yang merupakan pacar dari teman adikku. Akan tetapi setelah sampai disana, adikku ditinggal bersama dengan Deny. sampai akhirnya berahir dengan aku yang memukuli Deny.

      Sejenak aku diam untuk memikirkan apa yang telah aku lakukan, lalu akupun bilang ke adikku,“Aku  minta maaf kalau aku ikut campur dengan masalah pribadi kamu, tetapi aku tidak akan tinggal diam ketika ada seseorang yang membuatmu menangis apalagi sampai memukulmu seperti yang tadi. Mungkin aku bukan kakak yang baik buat kamu, dan aku bukan orang yang pantas sebagai kakak kamu, tapi yang pasti aku tetaplah kakak kamu. Aku akan menunjukan sayangku dengan caraku sendiri.”. Setelah aku mengatakan hal tersebut, Laili berbicara,”Aku tau mamas melakukan hal tersebut karena mamas sayang sama aku, akan tetapi aku cuman kaget ketika mamas memukuli Deny. Aku cuman kaget mas, Makasih ya mas karena udah peduli sama laili”. Aku lega ketika adikku mengucapkan terimakasih, karena aku berfikir kalau adikku mengerti caraku menyayanginya.
Setelah beberapa hari berjalan, adikku bilang kalau Deny minta maaf padanya. Dan katanya deny berubah menjadi orang yang tidak gampang marah kayak biasanya, mungkkin karena aku pukul, atau karena hal yang lain, tapi yang pasti aku akan selalu melindungi adikku dari cowok-cowok yang akan mendekati adikku apapun yang terjadi. Aku tidak akan menyerahkan adikku kesembarang orang dengan alasan apapun. Selain saat ini dia masih kecil, aku tidak ingin adikku lebih mencintai orang lain daripada aku sebagai kakaknya. Mungkin aku sedikit egois dengan keputusan yang aku buat, akan tetapi Beginilah Caraku Mencintai Adikku.

dan 
aku
selalu
katakan
bahwa
"Aku Mencintai Adikku Dengan Caraku Sendiri"
----------------------------------------------------------------------------------------------------------

      Sebenarnya cerita ini Repost dari blog gw yang lama... maaf... blog yang lama gak kepakek soalnya banyak masalah... nantkan cerita selanjudnya di blog ini... terimakasih...

Baca Juga Cerita Yang Lain di Daftar Cerpen

Rekomendasi :
Aku Mencintai Adikku dengan Caraku Sendiri :Mamas Makasih Ya...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar